Selain itu, Anda tidak perlu terlalu memikirkan perihal titik koma, kurung kurawal, sintaks untuk fungsi lainnya. Yang terpenting, Anda harus mampu menjelaskan alur yang Anda pikirkan dan lakukan.
Kira-kira, apa sih fungsi pseudocode? Pseudocode berfungsi sebagai outline yang membantu programmer dalam memahami alur dan logika untuk pemecahan masalah sebelum diubah menjadi script bahasa pemrograman. Dengan pseudocode, Anda tidak perlu membanjiri otak dengan sintaks pengkodean yang rumit.
1. Sebagai Media Dokumentasi
Dokumentasi akan menjadi patokan agar proses perancangan program sesuai dengan yang diharapkan. Dokumentasi menjadi aspek yang penting dalam membangun proyek, karena dokumentasi akan diperlukan bagi programmer untuk dapat menelusuri logika program, jika kedepannya terjadi error atau bug.
2. Sebagai Titik Tengah Antara Flowchart dan Kode
Bagi pengembang pemula, seringkali agak kesulitan menerjemahkan alur diagram atau flowchart ke kode pemrograman. Nah, adanya pseudocode ini menjadi titik tengah yang baik, karena dapat membuat transisi berjalan efektif dan efisien.
3. Sebagai Jembatan Komunikasi
Maksud pseudocode sebagai jembatan yaitu, seorang programmer bekerja bersama orang-orang dari divisi lain. Seperti mitra bisnis, manajer, desainer, dan sebagainya. Nah, dengan menggunakan pseudocode, maka programmer akan lebih mudah menjelaskan mekanisme kode. Sehingga, komunikasi menjadi lebih efektif.
4. Mempercepat Proses Penyelesaian
Hadirnya pseudocode ini tidak lain adalah untuk mempercepat pembuatan sistem. Tidak seperti bagan alur yang memiliki format tersendiri dan strukturnya yang relatif sulit dipahami langsung, pseudocode justru menggunakan struktur sederhana dan mudah dibaca. Hal ini juga membuatnya lebih mudah untuk dimodifikasi.
Maka untuk proses konversi ke bahasa pemrograman tidak harus menunggu waktu lama, sebab alur algoritma pemrograman sudah digambarkan dengan lebih jelas.
Itulah beberapa fungsi pseudocode. Intinya, pseudocode adalah metode awal yang memudahkan programmer dalam menuliskan kode-kode program, sehingga meminimalisir kendala saat proses pengkodean.
Walau tidak memiliki ketentuan pasti, akan tetapi pseudocode tetap memiliki struktur penulisan. Struktur ini menjadi acuan agar pembuatan algoritma dapat berjalan dengan baik. Adapun struktur yang biasanya digunakan pseudocode terdiri dari:
Judul Program – Pada bagian ini, Anda bisa menulis judul algoritma pseudocode guna menunjukan algoritma program apa yang sedang dikerjakan;
Deklarasi – Pada bagian deklarasi, Anda bisa mengisinya dengan keterangan seperti variabel atau konstanta yang digunakan dalam penulisan algoritma;
Implementasi – Di bagian ini berisi proses atau perintah atau langkah dari algoritma. Dengan kata lain, bagian ini merupakan inti dari pseudocode. Anda bisa menjabarkan proses-proses di sini; seperti proses kondisional (if/else), perulangan (for), sampai operasional (penjumlahan, pengurangan, dan lainnya).
Notasi Pseudocode
Notasi adalah semacam kode yang dipakai untuk memudahkan komunikasi. Notasi ini akan berguna untuk memahami fungsi-fungsi dan algoritma yang ada di sebuah kode pemrograman.
Sebenarnya, algoritma pseudocode juga tidak memiliki ketentuan pasti dalam menentukan notasi. Meski begitu, ada beberapa notasi yang banyak digunakan, seperti:
INPUT – Notasi ini dimaksudkan untuk memasukkan sesuatu, seperti navigasi klik atau button;
OUTPUT – Ini adalah hasil atau keluaran dari input dan proses. Output akan menampilkan sesuatu;
WHILE – Ini merupakan proses yang terjadi dalam sistem. While termasuk dalam bentuk perulangan;
IF – THEN – ELSE – Notasi ini masuk dalam kategori bentuk percabangan;
CASE – Bentuk generalisasi dari IF – THEN – ELSE
REPEAT – UNTIL – Sebuah keputusan (decision), di mana bagian ini pilihan dibuat
Nanti di bagian contoh pseudocode, Anda bisa lihat kalau notasi biasanya ditulis lebih menjorok agar mudah ditandai.
Oh ya, notasi pseudocode di atas hanya contoh umumnya saja, ya. Tentunya Anda bisa mencocokkan sendiri notasi sesuai kebutuhan dalam perancangan sistem.
Tips Memulai Membuat Pseudocode
Meski tidak ada standar untuk sintaks pseudocode, ada baiknya Anda memahami tips dasar dalam menulis pseudocode, di antaranya seperti:
Gunakan Teks Editor – Sebaiknya Anda gunakan teks editor daripada aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Word. Mengapa? Karena teks editor akan membuat pseudocode lebih terlihat rapi, runut, dan ringkas;
Tulis Tujuan Proses – Dengan menuliskan satu atau dua baris untuk menjelaskan tujuan kode, Anda akan dapat dengan mudah melakukan pencarian dokumen pseudocode ini jika nantinya dibutuhkan. Selain itu, Anda juga bisa menghemat waktu, karena Anda tidak perlu lagi menjelaskan tujuan program kepada setiap orang yang melihat pseudocode Anda;
Tulis Hanya Satu Pernyataan per Baris – Setiap pernyataan dalam pseudocode Anda harus berisi satu tindakan saja untuk komputer. Tujuannya, agar Anda dapat fokus pada satu pemecahan masalah;
Gunakan Spasi Antar Blok – Anda bisa menggunakan spasi di antara “blok” teks agar membantu komponen pseudocode tetap rapi;
Gunakan Huruf Besar Untuk Perintah (Jika Diperlukan) – Anda mungkin perlu menggunakan huruf besar untuk perintah kunci seperti pada bahasa pemrograman aslinya. Misalnya, perintah “if” dan “then”, Anda ubah menjadi “IF” dan “THEN”.;
Tulis Dengan Terminologi Sederhana – Perlu Anda ingat, bahwa pseudocode ditujukan untuk demonstrasi ke orang awam. Misalnya, pelanggan atau divisi non-teknis. Itu kenapa tulislah pseudocode dengan bahasa yang mudah dimengerti;
Simpan Pseudocode Dengan Urutan yang Benar – Meskipun pseudocode sederhana, tapi Anda tetap harus menyimpan setiap bagian pseudocode sesuai urutan eksekusinya. Supaya ketika Anda ingin menggunakan pseudocode-nya lagi, Anda tidak keliru menentukan urutannya;
Jadilah kreatif – Pseudocode hadir untuk menjelaskan setiap proses secara lengkap. Pernyataan pseudocode sebenarnya mendekati pada pernyataan bahasa sehari-hari. Beberapa programmer malah menulis pseudocode tanpa menggunakan variabel, tapi menjelaskan apa yang harus dilakukan program. Misalnya, menulis nomor rekening, nama hari/bulan, atau jumlah transaksi;
Gunakan Notasi Standar Pemrograman – Meskipun tidak ada standar untuk pseudocode, tapi alangkah baiknya jika Anda menggunakan standar notasi bahasa pemrograman tertentu. Sebab, ini akan akan lebih memudahkan programmer lain untuk memahami langkah Anda.
Atur Setiap Bagian-Bagian (Sections) – Jika pseudocode Anda memiliki bagian-bagian (Sections) yang besar, maka Anda bisa menggunakan tanda kurung atau simbol lain untuk menyimpan semuanya. Ini digunakan agar pembaca tidak kebingungan saat melihat dan memahami pseudocode Anda;
Periksa Kembali Keterbacaan Pseudocode – Terakhir, jika Anda telah menyelesaikan pseudocode-nya, Anda harus mengecek apakah pseudocode yang telah Anda buat sudah jelas dan mudah dipahami. Lalu Anda juga bisa pastikan bahwa logika dalam pseudocode tersebut bisa dikonversi ke dalam bahasa pemrograman.
Contoh Pseudocode
Setelah Anda memahami apa itu pseudocode sampai cara menulisnya, Anda tentu sudah sedikit banyak memiliki gambaran tentang pseudocode ini. Tapi, bagi Anda yang masih kurang puas terkait contoh pseudocode, maka Anda bisa lihat contohnya di bawah ini:
0 Comments